Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Hal yang Bisa Anda Lakukan Ketika Tagihan Cloud Membengkak

Cloud seharusnya membuat biaya IT menjadi lebih ringan. Tapi bagi banyak perusahaan, tagihan cloud justru terus membesar tanpa penjelasan yang jelas.

Perusahaan bukan membayar mahal karena mereka berkembang terlalu cepat. Melainkan, mereka membayar mahal karena kehilangan kendali atas penggunaan cloud mereka sendiri. Ini bukan soal kegagalan teknologi. Ini soal kurangnya visibilitas.

Hal yang Bisa Anda Lakukan Ketika Tagihan Cloud Membengkak

Dalam artikel ini kita akan membahas tiga penyebab paling umum dari pemborosan yang dapat terjadi di infrastruktur cloud, dan langkah-langkah yang bisa Anda ambil untuk memperbaikinya.

1. Idle Resource yang Diam-Diam Menguras Anggaran

Di hampir semua infrastruktur cloud, pasti ada resource yang menyala tapi tidak digunakan. VM, container, atau database, semuanya diam-diam tetap aktif dan menambah biaya setiap jamnya.

Mayoritas adalah hasil dari testing yang lupa dimatikan. Atau workload sementara yang tidak pernah dibersihkan. Anda seperti membayar sewa untuk server yang sudah tidak dipakai siapa pun.

Masalahnya bukan karena infrastruktur cloud sulit dikelola. Tapi karena tanpa kebiasaan dan sistem yang tepat pengelolaan yang tidak tepat, resource menjadi dengan mudah dibiarkan begitu saja.

Contoh paling umum adalah lingkungan dev/test yang aktif 24 jam. Padahal hanya dibutuhkan saat jam kerja.

Solusinya:
  • Otomatisasi jadwal shutdown untuk environment non-produksi
  • Gunakan tag untuk mencatat siapa pemilik resource dan kapan harus ditinjau ulang
  • Terapkan sistem auto-expire atau notifikasi untuk resource yang tidak aktif
  • Lakukan monitoring untuk mendeteksi resource idle secara rutin
Resource idle memang tidak terlihat. Tapi efeknya sangat terasa di tagihan.

2. Arsitektur Cloud yang Tidak Selaras Dengan Tujuan Bisnis

Tidak semua infrastruktur cloud diciptakan sama. Salah pilih model bisa berarti bayar dua kali lipat untuk performa yang sama.

Banyak tim terlalu bergantung pada on-demand instance. Model ini memang cepat dan fleksibel, tapi ia jadi mahal kalau dipakai untuk workload dengan jangka waktu yang lama.

Ada juga yang pakai storage dengan performa tinggi untuk data yang jarang diakses. Atau workload yang sudah overprovisioned tapi dibiarkan berjalan begitu saja.

Di lingkungan cloud yang lebih kompleks, container sprawl jadi sebuah masalah baru. Banyak container yang tumpang tindih yang berjalan tanpa kontrol yang jelas.

Solusinya:

Mulai dengan profiling workload. Pahami pola akses, kebutuhan performa, dan kebiasaan scaling dari setiap workload.

Gunakan reserved instance atau savings plan untuk workload yang stabil. Pindahkan data yang jarang digunakan atau tidak kritis ke tier penyimpanan yang lebih murah.

Apabila menggunakan infrastruktur container, kurangi yang tidak efisien dan bersihkan image yang tidak dipakai. Dan jangan pakai multi-cloud hanya karena “terdengar keren”.

Sedangkan sistem dengan kebutuhan keamanan tinggi atau beban kerja sensitif, membutuhkan kontrol penuh, skalabilitas, dan biaya yang lebih terprediksi. Private Cloud Wowrack menawarkan solusi untuk data sensitif Anda tetap aman dan terjaga dengan baik.

3. Tidak Ada yang Bertanggung Jawab Atas Biaya

Ini penyebab paling umum dari pemborosan cloud: tidak ada yang merasa bertanggung jawab atas biaya. Tim finance pegang anggaran, tapi tim IT yang menjalankan sistem.

Tapi sayangnya, dua tim ini jarang berkomunikasi di mayoritas bisnis yang menggunakan infrastruktur cloud. Hasilnya, keputusan teknis diambil tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap anggaran.

Tim IT tidak tahu berapa biaya resource yang mereka deploy. Sementara tim finance tidak punya konteks teknis untuk mempertanyakannya. Akhirnya tagihan melonjak dan tidak ada yang bisa menjelaskan kenapa.

Di sinilah pendekatan FinOps jadi penting. Sebuah framework untuk menyatukan keuangan, IT, dan produk dalam satu pola kerja bersama.

Apa yang bisa dilakukan:

Mulai dari visibilitas. Terapkan showback atau chargeback agar setiap tim bisa melihat konsumsi cloud yang mereka gunakan sendiri.

Berikan dashboard biaya yang langsung terintegrasi ke dalam tools IT. Tambahkan efisiensi biaya ke dalam KPI teknikal, bukan hanya uptime dan performa.

Biaya cloud seharusnya bukan masalah pasca produksi. Tapi bagian dari proses desain dan pengambilan keputusan sejak awal. Saat semua tim paham dampak dari keputusan yang di ambil, maka perusahaan akan dapat menjadi lebih efisien.

Pemborosan Cloud Itu Wajar dan Bisa Diperbaiki

Overspending di cloud bukanlah kegagalan individu. Itu dampak dari sistem yang mengutamakan kecepatan, tetapi mengabaikan pengelolaan. Kabar baiknya, pemborosan cloud bisa diukur. Dan jika bisa diukur, maka ia juga bisa dikendalikan.

Efisiensi cloud bukan soal mengurangi kapasitas. Tapi soal membangun dengan lebih cerdas dan mengelola dengan lebih bijak.

Setiap biaya yang bisa Anda hemat di cloud dapat menjadi sumber daya untuk inovasi, pengembangan produk, atau merekrut talenta baru.

Jika Anda ingin memahami bagaimana efisiensi cloud tidak hanya mengurangi biaya, tapi juga mendorong nilai bisnis secara langsung — kami sudah membahasnya secara lengkap. Anda bisa mempelajari lebih dalam semuanya di artikel kami, ROI dari Optimasi Cloud: Dampak Nyatanya Pada Bisnis Anda

Posting Komentar untuk "3 Hal yang Bisa Anda Lakukan Ketika Tagihan Cloud Membengkak"